Kitab Terakhir Imam Asy’ari
Beberapa sumber klasik menyatakan bahwa al-Ibanah adalah karya terakhir Imam Asy’ari. Namun banyak peneliti yang meyakini bahwa al-Luma’ adalah kitab terakhir Imam Asy’ari, sama sekali bukan al-Ibanah. Indikasinya banyak, di antaranya adalah:
1. Kematangan argumen Sang Imam lebih terlihat dalam Luma’, dan ini kurang terlihat di Ibanah yang cenderung lebih tekstualis.
2. Persoalan ilmu kalam yang dikaji Luma’ lebih komprehensif, jauh dari Ibanah yang lebih sederhana hanya menunjukkan sisi perlawanan terhadap Muktazilah dan keberpihakan tegas terhadap lawan debat Muktzilah di era sebelumnya, yaitu Imam Ahmad.
3. Luma’ adalah nafas ajaran Asy’ariyah yang diajarkan oleh murid-murid Imam Asy’ari dari masa ke masa. Nyaris semua madrasah Asy’ariyah bernuansa Luma’ daripada bernuansa Ibanah.
4. Ibanah masih menampilkan sosok Abul Hasan yang masih bertaklid pada Imam Ahmad dan “terkesan” butuh pengakuan para Hanabilah di Baghdad saat itu. Sampai ada yang bilang bahwa Ibanah adalah tameng agar Asy’ari tidak diganggu oleh Hanabilah. Sedangkan Luma’ menunjukkan independensi seorang Abul Hasan al-Asy’ari sebagai Imam Mujtahid Mutlak dalam bidang akidah yang tidak bertaklid pada siapa pun.
Saya secara pribadi sepakat pada analisis di atas bahwa Luma’ adalah kitab terakhir. Kalau dibalk, ada kesan justru Imam Asy’ari mengalami kemunduran.
* Foto SS sepotong pernyataan Dr. Hamudah Gharabah dalam muqaddimah Luma’ yang mewakili tesis sekian banyak peneliti tentang masalah ini.